Minggu, 08 Januari 2017

makalah menganalisis kata baku dan tidak baku




ANALISIS PEMAKAIAN KATA BAKU DAN TIDAK BAKU DALAM ARTIKEL BERJUDUL “PABRIK TEMPURUNG TERBAKAR” PADA SURAT KABAR ANALISA EDISI 12 DESEMBER 2016

Oleh
Henrico Febriansyah Simatupang
(168150039)
Mahasiswa Prodi Teknik Industri Universitas Medan Area





Abstrak
            Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemakaian kata baku dan tidak baku dalam artikel berjudul “Pabrik Tempurung Terbakar” pada surat kabar Analisa edisi 12 Desember 2016. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun populasi pada penelitian ini adalah aktivitas pabrik tempurung. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah kasus kebakaran. Dengan mendeskripsikan pemakaian kata baku dan tidak baku dalam kasus kebakaran. Penelitian ini Teknik yang digunakan didalam penelitian ini teknik simak dan catat. Teknik dimana kita menyimak dan mencatat penggunaan bahasa yang digunakan didalam isi surat kabar tersebut. Teknik analisis data yang digunakan adalah triangulasi data yang berupa reduksi data penyajian data dan verivikasi data. Simpulan penelitian ini yaitu disimpulkan penggunaan kata baku dan makna kata dalam Pemakaian Kata Baku Dan Tidak Baku Dalam Surat Kabar “Pabrik Tempurung Terbakar”  adalah 97% tergolong amat baik. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata baku pada tulisan yg tertera dalam isi surat kabar tersebut tergolong amat baik. Dalam kesalahan penggunaan kata baku hanya beberapa yaitu sebanyak 2 kata yang merupakan kata yang tidak baku.



Kata kunci: kata baku, kata tidak baku, artikel


Pendahuluan
            Bahasa Indonesia merupakan bahasa dari ibu bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara berawal dari pernyataan dan sikap politik pemuda nusantara dengan ikrar sumpah pemuda. Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, disamping menjadi alat komunikasi antar etnis yang mempunyai bahasa daera masing-masing sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia juga telah menjadi alat komunikasi efektif bagi terjalinnya hubungan antar etnis di Indonesia. Oleh karena itu pengetehuan dalam bahasa baku cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bias diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang.
            Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi seluruh warga Negara Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia itu ada yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku merupakan standar penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia. Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah bahasa baku tersebut. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahasa baku sama dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam situasi  resmi kita harus berbahasa yang baku. Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa yang baku”.
            Slogan “pergunakanlah bahasa indonesia yang dan benar”. Tampaknya mudah untuk diucapkan, nmaun maknanya tidak jelas. Slogan itu hanya suatu retorika yang tidak berwujud nyata, sebab masih diartikan  bahwa di segala tempat kita harus menggunakan bahasa baku. Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa halyang menarik untuk dibahas tentang pengertian bahasa baku, pengertian bahasa tidak baku, pengertian bahasa Indonesia baku, pengertian bahsa Indonesia tidak baku, cirri-ciri bahasa baku dan tidak baku, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta contoh-contoh kesalahan berbahasa.
            Banyak sekali penggunaan kalimatyang kita gunakan tetapi kita tidak menyadari kalau penggunaan tersebut kurang tepat dan hal tersebut tanpa kita sadari merubah makna, penulisan,dan pengucapan.
            Seseorang yang mengetahui suatu kata tetapi tidak mampu merangkanya berarti tidak mengetahui makna kata tersebut. Dan hal itu bisa menyebabkan kesalahan dalam penulisan kalimat. Pengaruh bahasa asing dan bahasa daera juga menjadi penyusunan kalimat. Ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai tatabahasa Indonesia. Maka tidak jarang seseorang merasa kesulitan dalam membedakan kata baku dan tidak baku

Metode Penelitian
            Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan mendeskripsikan pemakaian kata baku dan tidak baku dalam artikel surat kabar.


Hasil dan Pembahasan
            Dari berita pada surat kabar tersebut, ada sebanyak 3 kata yang merupakan kata yang tidak baku, jika dilihat dari keseluruhan berita, maka dapat dilihat kata yang menggunakan kata baku. Setelah di analisis maka didapati beberapa kata yang merupakan bahasa yang tidak baku yaitu:
            Ditaksir
            Dicek
            Sekira





Persentase Penggunaan Bahasa Baku
            Hasil penelitian yang meliputi analisis kata baku dan tidak baku dapat disimpulkan melalui rumus berikut :
Persentase bahasa yang tidak baku : bahasa tidak baku : jumlah kata x 100%
Persentase bahasa yang baku : bahasa baku : jumlah kata x 100%

Persentase bahasa yang tidak baku : 3 : 131 x 100% = 2,29%
Persentase bahasa yang baku : 128 : 131 x 100% = 97,70%
Setelah persentase kita ketahui maka selanjutnya yaitu mencocokan dengan table indikator yaitu :
No
Kategori
Kualifikasi
Rentang Nilai
1
A
Amat Baik
90-100
2
B
Baik
72-89
3
C
Sedang
57-71
4
D
Kurang
34-56

Setelah dilihat dari table indicator ternyata penggunaan bahasa baku pada artikel surat kabar analisa “Pabrik Tempurung Terbakar” tergolong amat baik.

Perbaikan Dalam Penggunaan Bahasa Tidak Baku
            Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). EYD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata (dasar, serapan), penulisan artikel, penulisan angka, penulisan unsure serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Setelah di analisis, maka berikut perbaikan dalam penggunaan bahasa yang tidak baku:  



Kata tidak baku
Perbaikan
Ditaksir
Diperkirakan
Dicek
Diperiksa
Sekira
Sekitar

            Kata baku yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang frekuensi penggunaannya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahaanya sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Dari perbaikan tersebut terlihat beberapa penulisan yang berbeda dari bahasa baku dan penulisan yang kurang tepat.

Simpulan Dan Rekomendasi
            Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis teliti uraikan maka dapat disimpulkan penggunaan kata baku dan makna kata dalam Pemakaian Kata Baku Dan Tidak Baku Dalam Artikel Surat Kabar Analisa “Pabrik Tempurung Terbakar” adalah        tergolong amat baik. Hal ini dapat dilihat dari penulisan kata baku surat kabar tersebut tergolong amat baik. Dalam kesalahan penggunaan kata baku hanya beberapa yaitu 3 kata yang merupakan kata yang tidak baku.
            Kedepannya diharapkan beberapa perbaikan kecil berupa penulisan dan penggunaan bahasa baku yang semakin lebih baik lagi.

Daftar Pusaka
Ziki Wahyu Rinaldi. “analisis pemakaian kata baku dan tidak baku dalam pementasan drama musical apel” Universitas Negeri Medan.

5 komentar: